Selasa, 05 Januari 2010

Serba-Serbi Budidaya Udang Vaname ala Lukrejo


Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).

Salah satu jenis udang yang biasanya dibudidayakan dalam tambak adalah jenis udang vaname (Litopenaues vannamei) atau biasanya disebut udang panami, merupakan solusi alternatif dalam memperkaya dan menambah produksi udang budidaya. Meskipun udang vannamei merupakan udang asli dari belahan bumi lain yaitu dari bagian barat pantai Amerika Latin, mulai dari Peru di sebelah selatan, hingga Meksiko, di sebelah utara, (Briggs, et al. 2004), udang ini dapat dibudidayakan di daerah tropis, seperti Indonesia.

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh udang vannamei antara lain responsif terhadap pakan yang diberikan atau nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit dan lingkungan yang kurang baik, dengan padat tebar cukup tinggi. Udang vannamei juga memiliki pasaran yang pesat di tingkat internasional (Ariawan, 2005). Bahkan udang ini sudah laku dijual pada saat berukuran 7,0 – 10,0 gram/ekor atau pada saat udang berumur sekitar 60 hari di tambak.

Dalam budidaya jenis udang ini yang harus diperhatikan agar berhasil dengan baik adalah tempat atau lokasi. Pada awalnya harus memilih lokasi budidaya yang tepat. Yang tidak menanggung resiko tinggi dalam hal pemborosan tenaga, waktu dan juga materi (uang-red).

Tempat yang digunakan untuk budidaya yaitu tambak atau kolam. Lahan yang digunakan harus benar-benar steril. Pertama, bersihkan air dan keringkan kolam. Kotoran tanah atau lumpur diangkat. Setelah itu cek pH tanah. “Tanah dengan pH antara 5,5 – 6,5 sangat cocok untuk ditanami udang. Setelah itu taburi tambak dengan pupuk organik dan diamkan selama 3 hari.

Tahap selanjutnya isi tambak dengan air dan memiliki ketinggian antara 40-50cm dan diamkan lagi selama 5-10 hari. Setelah semua proses dilakukan, taburkan benih dengan kedalaman air antara 110-120cm. Biaya yang harus dikeluarkan memang lumayan besar. Untuk setengah hektar lahan atau setara dengan 5.000 meter persegi menghabiskan bibit 15 rean (1 rean = 5000 ekor ),dengan harga bibit 90.000 per rean (harga sewaktu-waktu berubah ).Udang Panami akan dipanen setelah berumur tiga bulan. Satu kilo udang biasanya berisi antara 80-100 ekor. Dengan harga jual Rp 27.000 per kg. Dalam setengah hektar akan dipanen udang sekitar 3-4 kwintal.

Angka kegagalan cukup kecil dalam membesarkan udang Panami ini. Musuh utama biasanya berupa ikan liar yang hidup dalam kolam. Selain itu hama yang biasanya ada adalah angsang hitam yang disebabkan oleh bakteri.Bintik pada tubuh diakibatkan oleh terlalu padat populasinya. serta virus white spot,udang vaname akan langsung mati mendadak apabila terserang virus ini. Dengan perawatan yang rutin seperti pembersihan kolam, memeriksa kondisi air, dan mengatur populasi udang, maka resiko kegagalan panen dapat ditekan.

Sampai di sini dulu,,,mudah-mudahan artikel ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan teman-teman tentang bududaya udang vaname ala kampung Lukrejo (Ngelok-red) ini...hehehehe

see you...........

4 komentar:

  1. udang sering mengambang itu disebabkan oleh apa?

    BalasHapus
  2. Panamiku diusia 40-45 hari kok sering mati,,, ap y kira-kira penyebannya,...?

    BalasHapus
  3. diperlukan mikroba pengurai untuk merombak amuniak dan sisa pakan yg menumpuk didasar kolam agar tidak sampai menjadi bumerang bagi udang maupun bandeng. Kalau mau coba penemuanku sms di 081515279219 kalau gk ad reaksi uang kembali!

    BalasHapus